Selasa, 10 Februari 2009

VALENTINE

(Perayaan 14 Februari Dan Mewaspadai Agenda Kapitalisme Untuk Generasi Muda)

Bulan Pebruari sudah kembali menapaki kehidupan kita. Seperti tahun-tahun sebelumnya pada tanggal 14 Pebruari biasanya dirayakan Hari Valentine atau yang sering disebut hari kasih sayang oleh para penganut kebudayaan barat yang kemudian diikuti oleh kelatahan sebagian anak-anak kaum muslimin. Pada hari itu sebagian orang mengungkapkan perasaan cintanya kepada pasangannya, mengikuti jejak Valentina sang pahlawan cinta orang-orang barat yang menganut idiologi kapitalisme.

Valentine bagi orang barat adalah seorang pahlawan. Menurut “The World Book Encyclopedia, 1998” bahwa, pada masa kerajaan Romawi, yang dipimpin Kaisar Claudius II sekitar Abad III masehi, pada saat itu Kerajaan Romawi sering terlibat dalam kampanye perang berdarah-darah dengan kerajaan lain. Saat itu banyak orang laki-laki yang enggan bergabung dengan kesatuan militer yang dia kerahkan, alasannya adalah bahwa mereka lebih mencintai istri dan keluarganya dan tidak mau meninggalkan mereka untuk berperang apalagi perang yang memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan. Kaisar yang kejam tersebut mencari jalan keluar dengan melarang perkawinan dan tidak mengijinkan perkawinan para pemuda, diharapkan pemuda tersebut menjadi prajurit/tentara dalam kesatuan militer. Menurut Kaisar, prajurit yang bagus itu pemuda yg belum menikah. Melihat bentuk ketidakadilan, kesewenang-wenangan Penguasa Romawi tersebut, Seorang pemuda yang bernama Valentinos atau orang yang bernama Valentine mempertahankan percintaannya diwilayah kekuasaan Kaisar Claudius II, bahkan dia melaksanakan pernikahannya dengan sembunyi-sembunyi kendati Sang Kaisar melarang hal ini. Akhirnya berita tentang pernikahannya diketahui oleh Sang Kaisar, Seketika itu Kaisar memerintahkan penangkapan dan memenjarakan Valentine hingga ia meninggal tanggal 14 Pebruari 270 Masehi.
Mobilisasi masyarakat pada hari valentine dengan berbagai macam pernak-perniknya, sedemikian hebohnya harus mampu membangunkan Umat Islam dari tidur menuju kesadaran tentang agenda kaum kuffar dalam serangan kebudayaan kepada kaum muslimin. Umat islam harus melihat dengan cermat, apakah agenda mereka dibalik adanya mobilisasi perayaan ini terutama bagi kaum muda ? Dan kepentingan apa yang melatar belakangi adanya upaya mobilisasi itu?
Seiring dengan perubahan konstalasi kebudayaan dan peradaban dunia yang didominasi Kapitalisme, perayaan hari Valentine telah mengalami pergeseran, terutama setelah runtuh dan matinya idiologi Komunisme-Sosialisme Uni Sovyet, sehingga tidak lagi dianggap sebagai pesaing. Para Ulama Kapitalis dan penguasa kapitalis telah menggunakan kebudayaan kapitalis untuk melakukan serangan kebudayaan yang sasaran utamanya sekarang ini adalah negeri-negeri muslim secara umum. Serangan kebudayaan Kapitalistik ini memiliki motif yang berbahaya, pertama: menciptakan habitat para pemuda dan pemudi dalam ranah kebudayaan hedonisme dan kebebasan sexual atas nama cinta kasih dan sayang dan hak azasi manusia. Mendukung gerakan-gerakan penyimpangan perilaku seperti gerakan kaum homosexual, lesbian dan wadam sebagai hak azasi manusia kapitalisme. Dan memberikan kantong-kantong pemasarannya melalui berbagai lokalisasi dengan dalih menjaga agar dapat meminimalisir penyebaran perzinahan. Hal ini dimaksudkan untuk menghancurkan cita-cita dan masa depan para generasi muda, terutama para pemuda dan pemudi muslim. Yang ke dua, memanfaatkan dan mengexploitasi para generasi muda muslim dan kaum muslimin secara umum untuk ranah penjajahan ekonomi melalui pemasaran secara besar-besaran produk budaya kapitalisme untuk menfasilitasi cengkeraman kebudayaan kapitalisme, seperti produk filem propaganda kapitalisme, condom, minuman keras dan berbagai produk propaganda kapitalisme lainnya yang berkedok sebagai hiburan, makanan dan pakaian sebagai gaya hidup (fun, food and fashion). Yang ke tiga, mencetak kader dari sebagian anak-anak kaum muslimin yang dapat ditipu untuk menjadi benteng dan pengemban dakwah kapitalisme melalui paham Liberalisme dengan keahlian dan kecerdikan khusus menjungkir balikkan dalil alqur’an dan hadits dan memanfaatkannya untuk mendukung existensi penjajahan budaya dan peradaban Kapitalisme atas kaum muslimin khususnya dan bangsa-bangsa pada umumnya.

Kilas Balik Perayaan Valentine Day

Perayaan valentine selalu diperjuangkan oleh para pengemban dakwah kapitalis agar dapat menjadi idola terutama bagi para pemuda-pemudi. Dan hal itu juga terus dikembangkan dengan berbagai menu food, fun and fashion untuk memenuhi selera para pemuda dan pemudi dengan pernak-pernik jenis perayaan yang dilakukan, dengan dalih untuk menyampaikan rasa kasih sayang kepada pasangan yang dicintainya. Walaupun inti ragam menu-menu perayaan itu tidak lain adalah agar dapat melibatkan sebanyak mungkin anak-anak kaum muslimin dalam kebudayaan Kapitalisme dan Liberalisme.
Awal sejarah adanya perayaan valentine ini terkait dengan perayaan hari raya umat katolik yaitu hari raya Lupercalia (perayaan dewa kesuburan pada bulan Pebruari). Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari itu, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Mereka juga mengirimkan sebuah kartu yang bertuliskan “Dengan nama tuhan Ibu, saya kirimkan kepadamu kartu ini.” Akibat sulitnya menghilangkan tradisi ini, para pendeta memutuskan mengganti tulisannya menjadi “Dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat para pemuda tersebut dengan agama Nasrani. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St Valentine yang kebetulan meninggal pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998).
Di Indonesia, perayaan ini dilakukan dengan cara bertukar surat ucapan antar kekasih juga mulai muncul. Budaya ini cenderung menjadi budaya populer dan konsumtif karena perayaan valentine lebih banyak ditujukan sebagai ajakan pembelian food, fun and fashion yang terkait dengan valentine seperti kotak coklat, perhiasan dan boneka. Pertokoan dan media (stasiun TV, radio, dan majalah remaja) terutama di kota-kota besar di Indonesia marak acara-acara yang berkaitan dengan valentine.

Upaya Mobilisasi Kebudayaan Kufur bagi Generasi Muda Islam

Perayaan valentine saat ini ditengah masyarakat telah memasuki fase dimana adanya upaya gencar untuk memasukkan peradaban-peradaban kufur di tengah-tengah kaum muslimin. Kaum muslimin saat ini tengah menjadi obyek dalam upaya mobilisasi penyebaran Kebudayaan kufur.
Upaya ini terlihat jelas dalam pengenalan dan promosi-promosi yang dilakukan untuk menarik perhatian dalam melakukan perayaan ini. Ini juga tidak terlepas dari peran media yang seakan-akan menjadi corong dalam memasarkan produk perayaan valentine kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa yang diterima oleh semua kalangan termasuk kaum muslimin. Walaupun pada faktanya perayaan itu mengandung unsur kebudayaan kufur. Tidak bisa disangkal lagi bagaimana sebagian anak-anak kaum muslimin ikut terpengaruh atas adanya perayaan ini. Padahal Allah sudah melarangnya dengan jelas, sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk dari golongan mereka” (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
Perayaan valentine cenderung bersifat romantis dan erotis yang lebih banyak menjerumuskan pada kehidupan seks bebas. Sebagaimana disampaikan oleh dr. Andik Wijaya, “Sekarang Valentine’s Day nuansanya cenderung romantis dan erotis”. Dengan demikian apakah kita masih mau dan rela untuk mengikuti Kebudayaan kufur. Padahal Rasulullah juga sudah memperingatkan kepada umatnya, sebagai sabda beliau dari Abi Said al Khudri:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ مَنْ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ سَلَكُوا جُحْرَ ضَبٍّ لَسَلَكْتُمُوهُ
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ. رواه البخاري
“Kamu akan mengikuti jejak langkah umat-umat sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga jikalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu akan mengikuti mereka.” Sahabat bertanya, “Ya Rasulullah! apakah Yahudi dan Nasrani yang Engkau maksudkan?” Nabi SAW menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka.”
Di samping mobilitas ritual Valentine, ada dimanfaatkan kepentingan bisnis kapitalisme, ini seolah sudah menjadi hal yang biasa. Bagaimana momen ini merupakan kesempatan yang langka untuk memasarkan produk-produk khas perayaan valentine seperti kartu ucapan, hotel-hotel, dan lain sebagainya. Karena Sebenarnya peringatan hari valentine tidak lepas dari peran para pengusaha yang bergerak dibidang hiburan, makanan, dan pakaian (fun, food and fashion). Mereka yang berusaha meraup keuntungan sebanyak mungkin dari peringatan tersebut. Mereka senantiasa berusaha membuat kesan meriah lewat kekuatan promosi dan marketing, menggembar-gemborkan Hari Valentine Day sebagai hari khusus yang sangat spesial bagi orang yang dikasihi, agar dagangan mereka laku dan mereka mendapat laba yang besar. Dimana perayaan Valentine oleh para kaum kapitalis burjois dimanfaatkan menjadi perayaan bisnis food, fun and fashion.
Sehingga umat islam harus menentukan sikap yang jelas, agar kaum muslimin terutama para syabab dan syababah (pemuda dan pemudi) tidak salah jalan dan tidak salah kaprah dan latah. Dan sadar bahwa gempuran-gempuran kebudayaan dari kaum kuffar senantiasa mengancam. Termasuk bahaya-bahaya terkait dengan penyebaran Kebudayaan kufur oleh musuh-musuh islam. Gempuran-gempuran itu akan bisa dihadang oleh akidah Islam yang memancarkan system Islam dengan metode hukum Islam, sebagaimana dijalankan pada pereode Nabi saw dan khulafaur Rosyidin. Sehingga kesadaran tentang pentingnya mengemban dakwah Islam melalui “Isti’naful hayatil Islamiyah” harus terus dikumandangkan dan diperjuangkan sehingga Islam dapat ditegakkan sebagaimana ditegakkan oleh para khulafaur Rosyidin. Karena dengan metode tersebut akan menganhantarkan kemenangan umat Islam pada penegakan Islam diseluruh aspek kehidupan, dan hikmahnya dapat membendung bahkan dapat menyerang balik pada kebudayaan rendah dan buruk dari para pengemban dakwah Kapitalisme sekaligus dapat mengancam existensi penjajahan kebudayaan dan peradaban Kapitalisme terhadap umat islam, umat lainnya dan bangsa-bangsa. Sehingga persoalan-persoalan tertier seperti Valentine sebagai penjajahan budaya terhadap umat Islam dapat dengan mudah diatasi, dan kelatahan anak-anak kaum muslimin dengan mudah diselamatkan. Karena itu benarlah sabda Rasul saw dari Hudzaifah, riwayat Imam Thirmidzi,
عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ،قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :"لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ
إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا." رواه الترمذي
Janganlah kalian semua menjadi orang yang latah / ikut-ikutan, dengan berkata jika orang berbuat baik, maka aku akan ikut baik; dan jika orang berbuat dzalim, maka aku akan ikut dzalim, tetapi tegakkan pendirianmu, jika manusia berbuat baik maka engkau harus tetap tegak dengan kebaikan, dan jika manusia berbuat buruk maka engkau tidak berbuat dzalim.

Sumber : http://dialogistac.20m.com/Rubrik/buletin.htm
Buletin Jum'at FKM,
Jum'at, 13 Februari 2009

Tidak ada komentar: