Kamis, 22 Januari 2009

Jangan (terlalu) Berharap pada Obama

Oleh : Asaduddin


Selasa 20 Januari 2009 adalah hari yang bersejarah bagi rakyat Amerika Serikat. Pada hari itu seorang Afro Amerika bernama Barrack Husein Obama dilantik oleh Ketua Mahkamah Agung AS John Roberts sebagai presiden ke-44 di Gedung Capitol Hill. Euforia diangkatnya Obama sebagai Presiden tidak hanya terjadi di AS, tetapi juga di belahan dunia lain khususnya Kenya sebagai tempat lahir Barrack Husein Obama Sr (Obama dan Ayahnya punya nama yang sama) dan juga di Indonesia dimana Obama pernah tinggal dan bersekolah selama beberapa tahun karena mengikuti ayah tirinya yang berkewarganegaraan Indonesia.
Hingar bingar pelantikan obama ini benar – benar disambut oleh para obamamania yang berasal dari berbagai kalangan mulai dari penduduk, politisi, negarawan baik di dalam Amerika maupun luar Amerika. Mereka berharap perubahan yang dijanjikan obama sewaktu kampanye pilpres AS benar – benar terealisasi. Tak kurang dari seorang Hidayat Nur Wahid juga berharap obama membawa angin perubahan untuk menghadirkan tata dunia baru yang tidak lagi berbasis pada hegemoni arogan negara yang bernama AS.. Akankah Obama benar – benar memenuhi janji kampanyenya, bahwa “Change, We Can”?

Posisi Obama terhadap Israel dan Palestina
Ujian pertama yang akan dihadapi Obama pasca pelantikannya sebagai Presiden adalah menyelesaikan konflik di Gaza. Ketika Israel meyerang Gaza selama 22 hari yang mengakibatkan syahidnya 1200 warga Gaza dan lebih dari 5000 orang terluka, Obama terkesean pelit komentar. Hal ini berbeda bila dibandingkan dengan komentar kerasnya sehari pasca serangan 10 orang teroris ke mumbay India. Obama nampak berhati – hati dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Israel. Sepertinya, di era Obama pun keberpihakan AS terhadap Israel tidak akan bergeser sebagaimana terjadi di masa Bush. Kuatnya lobi Yahudi di AS memang telah membelenggu setiap presiden AS untuk selalu mendukung Israel tanpa reserve.
Kita sudah sering mendengar, ketika pesawat-pesawat tempur Israel mengebom permukiman warga Palestina, AS menyebut itu sebagai tindakan membela diri. Tidak peduli hasil dari aksi brutal militer Israel itu adalah terbunuhnya ribuan warga Palestina yang tidak berdosa.Berbeda dengan sewaktu pasukan Palestina membalas serangan Israel dan ada warga Israel terbunuh, AS menyebut itu sebagai tindakan terorisme. Jadi, di mata AS pasukan Palestina yang berjuang membebaskan tanah air mereka dari penjajahan Israel tidak lebih dari teroris.
Sinyal bahwa kebijakan Obama terhadap Israel tidak akan berbeda jauh dengan pendahulunya sudah tampak sejak awal. Munculnya nama Rahm Emanuel sebagai Kepala Staf Gedung Putih merupakan pertanda jelas tetap kuatnya dukungan AS terhadap Israel. Menurut situs berita Eramuslim, Emanuel adalah mantan tentara Israel kelahiran Yerussalem. Pada masa Perang Teluk tahun 1991, Emmanuel bertugas sebagai relawan dalam kemiliteran Israel. Begitu pula dengan penunjukan Hillary Clinton sebagai Menteri Luar Negeri menggantika Condi Rice. Hillary adalah mantan First Lady AS yang memiliki orientasi dan kedekatan pada Israel, bahkan ia tidak memiliki visi apapun berkaitan dengan sebuah Negara Palestina yang merdeka.
Hal lain yang memaksa kita untuk tidak terlalu berharap pada Obama karena saat ini Yahudi mendominasi anggota Kongres dari Demokrat hasil Pemilu 2006. Dari 43 Yahudi, 40 orang di antaranya berasal dari partai Obama (Partai Demokrat). Mereka menduduki sejumlah posisi penting, seperti Harry Reid, yang menjadi pemimpin mayoritas Senat, Nancy Pelosi, yang menjadi Ketua DPR serta Senator Joseph Biden, yang mengetuai Komite Hubungan Luar Negeri.yang memimpin Komite Hubungan Internasional DPR yang kini dipilih Obama sebagai Wakil Presidennya. Komunitas Yahudi di negaranya sangat kuat dalam lobi-lobi politik dan menyumbang lebih dari 60 persen dari seluruh dana kampanye Demokrat. Akankah suatu kebijakan dapat terealisasi tanpa dukungan dana dan mayoritas senator yang menduduki pemerintahan Amerika Serikat?
Bahkan sebagai rasa terima kasih kepada para pemilih Yahudi, ia menyampaikan pidato kemenangan pertamanya itu di depan anggota Komite Urusan Publik Amerika Israel (AIPAC). Di sini ia kembali menegaskan komitmennya terhadap Israel, termasuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota negara Zionis itu. Obama pernah berujar, “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” . Hal ini disampaikannya dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60
Sikapnya terhadap Hamas juga tidak berbeda dengan presiden Bush. “Saya sudah mengatakan bahwa mereka adalah organisasi teroris, yang tidak boleh kita ajak negosiasi kecuali jika mereka mengakui Israel, meninggalkan kekerasan, dan kecuali mereka mau diam oleh perjanjian sebelumnya antara Palestina dan Israel. Jadi apa perbedaan mendasar yang berubah antara Bush dan Obama?

Harapan Umat Islam
Seorang muslim hendaknya memiliki wa’yu siyasi atau kesadaran poltik, yakni suatu penilaian terhadap permasalah global dalam perspektif mabda’ (Ideologi) yang khas (Islam), Sebab hanya dengan memiliki wa’yu siyasi ini ummat akan memiliki kesadaran untuk senantiasa menjaga haknya dan menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Termasuk dalam hal ini mempunyai kemampuan membaca konstelasi politik internasional yang sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi ummat Islam.
Untuk itu seorang muslim harus berpikir jernih dalam mensikapi diangkatnya Barrack Obama sebagai Presiden Amerika. Sekalipun dia mengemban nama Hussein serta memiliki ayah kandung (Obama Sr) dan Ayah tiri (Lolo Suntoro) yang notabene beragama Islam, namun obama sendiri mengikuti agama ibunya, Nasrani. Bahkan pada saat dilantik sebagai Presiden, Obama mengucapkan sumpahnya di bawah naungan Masonic Bible (Injil Masonik). Injil Mason merupakan sebuah Injil yang telah diberi catatan kaki di sana-sini, bahkan melebihi ayat-ayat aslinya, yang keseluruhan catatan kakinya tersebut berpandangan Zionistik. Injil jenis ini juga memuat sejumlah ilustrasi berupa fragment sejarah kaum Yahudi, tentunya yang mendukung klaim Zionis-Yahudi atas Tanah Palestina.
Hal ini memperjelas status obama bahwa dia bukanlah saudara seaqidah bagi kaum muslimin. sebagai umat unggulan yang diberkahi Allah, selayaknya kita bersikap wajar dan tidak berlebihan dalam menyikapi sesuatu. Allah SWT Berfirman, yang artinya

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (TQS Al-Maidah:110).

Tidak layak bila Ummat Islam berharap pada ummat lain. Harapan terhadap sesuatu hanyalah mutlak ditujukan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Kita hanya diwajibkan untuk berikhtiar dan ridha dalam menerima takdir yang telah ditetapkan-Nya di Lauh Mahfuzh.

“Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (lauh mahfuzh) sebelum kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (Qs. Al-Hadid :22)

Selain itu harus disadari bahwa Amerika bukanlah hanya seorang Obama. Amerika adalah institusi kenegaraan yang mengemban ideologi Kapitalis. Negara kapitalis hanya bisa eksis bila ia melakukan penjajahan (Isti’mar) ke negara lain. Karenanya AS akan tetap menjaga dominasi mereka di negeri Islam dan melanjutkan agenda kapitalis mereka untuk mengekploitasi negeri-negeri Islam. Sikap Obama dalam kampanye pemilu kemarin juga jelas. Obama mendeklarasikan akan menarik pasukan AS dari Irak untuk dikirim ke Afghanistan. Artinya, Obama akan tetap melanjutkan pembantaian brutal tidak berprikemanusiaan terhadap negeri Islam itu. Presiden AS boleh berganti, tapi prinsip penjajahan mereka tidak akan berubah. Seorang Obama tidak akan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang merupakan masalah sistemik di negara itu,
Oleh karena itu, bila ummat Islam ingin bangkit dari keterpurukannya selama ini, maka yang dilakukan bukanlah berharap pada ummat lain karena sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri berusaha mengubahnya (QS Ar Ra’ad : 13). Perubahan dalam hal ini adalah berubah dari pola sikap dan pola pikir yang tidak islami menuju sikap dan pemikiran yang sesuai Islam dalam segala aspek kehidupan, yakni dengan cara menegakkan Sistem Islam. Sistem yang bisa dipertanggungjawabkan, yang tidak memberikan jalan bagi manipulasi dan kebohongan, sistem yang menjadikan jaminan terhadap kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, dan papan) menjadi kebijakan pokok ekonominya. Sistem yang akan membebaskan negeri Islam dari penjajahan dan mempertahankan negeri Islam dari kerakusan Kapitalisme yang merampok kekayaan negeri Islam., Yakni Daulah Khilafah Islamiyyah.

Wallahu A’lam Bi ashowab

Bahan Bacaan :
www.jawapos.co.id
www.eramuslim.com
http://ihwansalafy.wordpress.com
http://marsudi1924.wordpress.com
http://gikania.blogsome.com

Kamis, 15 Januari 2009

PENJAJAHAN KAPITALISME DAN ZIONISME ISRAEL

(Perlu Dibangun Kesadaran Umum Umat Islam Dalam Menghadapinya)

Telah diketahui umum bahwa serangan Israel ke Palestina, dalam beberapa hari korban sudah mencapai lebih dari 400 korban meninggal dan ribuan korban luka parah. Serangan ini menuai berbagai kecaman dari berbagai pihak. Seperti media memberitakan bahwa hampir semua negara di dunia mengutuk keras Agresi israel terhadap palestina. Akan tetapi kutukan-kutukan itu hanya di mulut belaka tanpa ada follow up yang berusaha untuk menghentikan agresi yang dilakukan Israel. Peran negara-negara muslim hanya sebatas tindakan sebagai pribadi dan anggota masyarakat, bukan peran negara sebagai payung keamanan umat, dalam menghadapi kejahatan dan serangan kepada umat. Pada umumnya negara-negara muslim tidak melakukan pembelaan kepada umat Islam yang teraniaya, karena adanya ”kerjasama” dengan Amerika, karena begitu besar pengaruh dan dukungan Amerika Serikat kepada israel dalam menjalankan aksi agresinya.
Yang menjadi pertanyaan besar adalah mengapa negara-negara Arab tidak melindungi umat Islam dan warisan Islam di Bumi Islam Palestina yang merupakan bagian dari negeri Syam, setelah Jordania, Libanon, Siria dan wilayah yang di duduki Israel sekarang. Meskipun masyarakat muslim diseluruh dunia telah berperan sangat baik, menyampaikan kemarahannya melalui demonstrasi kepada kejahatan kriminal terorisme negara zionis Israel. Kaum muslimin diseluruh dunia juga telah menunjukkan bahwa mereka ikut merasakan penderitaan umat Islam di Palestina yang ingin melepaskan diri dari penjajahan Zionis Israel. Berbeda dengan sikap pemerintahan negeri-negeri muslim, Apa yang membuat negara-negara Muslim yang dipimpin lebih dari 50 kepala negara yang beragama Islam dan berpenduduk mayoritas Islam tidak berbuat yang memadai sebagai tindakan negara ? Bahkan terkesan mereka seolah lupa sebagai kepala negara, terkesan tindakan mereka adalah seolah mereka itu sebagai kepala ormas atau ketua LSM : mengecam, memberi bantuan sosial dan bosa-basi politik. Padahal tuntutan kewajiban terhadap LSM dan masyarakat lainnya adalah menggunakan lisan, berbeda dengan tuntutan kepada kewajiban negara yang harus bertindak menggunakan kekuatan negara dalam menghentikan kemungkaran. Kewajiban bicara dan bantuan sosial adalah kewajiban masyarakat, termasuk LSM dan ormas. Negara berkewajiban mencegah kemungkaran dengan kekuatan negara, diplomasi politik, mengerahkan tentara dan peradilan. Negara tidak boleh hanya bicara dan memberi bantuan sosial, meskipun itu merupakan kepedulian, tetapi kepedulian negara pada tingkat mengecam, memberi bantuan sosial dan bosa-basi politik tidak cukup dan tidak memadai. Apa yang dilakukan Husni Mubarak sebagai Presiden Mesir ? Harus dipertanyakan apakah Husni Mubarak masih merasa sebagai bagian dari tubuh umat Islam sebagaimana yang digambarkan Rasul saw, bahwa umat Islam adalah ibarat satu tubuh yang apabila satu bagian tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan ikut merasakannya. Raja Abdulloh juga demikian, sebagai kepala negara Saudi Arabiya ? Ahmadi Nejaf sebagai Presiden Iran ? Apalagi OKI ? dan seterusnya, lebih dari 50 negara muslim ? Apakah mereka itu masih merasakan bahwa dia sebagai bagian tubuh umat Islam yang satu sebagaimana sabda Rasul saw. ?
Sebagaimana diketahui umum bahwa keberadaan Israel di Palestina merupakan sebuah upaya keras dari gerakan Zionis yang dibantu oleh Inggris. Dia adalah negara Zionis yang dilahirkan dari anak zina yang ibunya adalah Inggris dan kemudian belakangan diketahui bapaknya adalah Amerika. Pada mulanya ulama-ulamak Islam sudah mengetahui rencana jahat zionisme, kemudian para ulamak Islam memberi peringatan kepada umat Islam agar tidak menjual tanah mereka kepada orang yahudi. Tetapi sebagian orang Palestina yang bernalar pendek tidak mengikuti ajaran Islam, mereka menjual tanah-tanah mereka kepada bangsa Israel yang akhirnya membuka migrasi secara besar-besaran kaum yahudi dengan gerakan zionis menduduki wilayah Palestina. Orang-orang kafir yahudi itu kemudian membentuk negara Israel dengan bantuan Inggris. Dan pada perkembangan berikutnya negara Zionis Israel ini di jamin existensinya oleh US of Amerika, berkat keberhasilan lobi yahudi AIPAC (The American Israel Public Affairs Committe) dan lembaga yahudi sejenis lainnya di Amerika menguasai ruh pemerintahan negara adidaya kapitalis tersebut. Inilah yang membuat Israel menjelma menjadi kekuatan politik internasional, meskipun sebenarnya kecil tetapi diperhitungkan, karena sampai saat ini Amerika selalu tampil terang-terangan memberikan dukungan dan payung keamanan kepada Zionis Israel dengan menggunakan hak veto, senjata dan bahkan pasukan secara langsung sebagaimana yang ditunjukkan Amerika th 1968 mengirim bantuan kapal induk untuk membuka blokade serangan gabungan negara-negara Arab, ketika Israel hampir dikalahkan pada perang melawan gabungan negara-negara Arab.
Di samping itu keterlibatan Amerika Serikat di timur Tengah terutama di Palestina tidak dipungkiri adalah sebagai bagian strategi Amerika Serikat untuk menancapkan hegemoninya di tanah Arab. Karena sebagaimana di ketahui bahwa Israel merupakan tangan yang ampuh dalam menencapkan hegemoni Amerika Serikat di Arab yaitu tanpa mereka mengirim pasukan ke Arab akan tetapi kepentingan hegemoni mereka tetap tercapai dengan keberadaan Israel. Dipahami atau tidak, tantangan terbesar bagi Amerika setelah runtuhnya Uni Sovyet adalah Umat Islam dan kecenderungan menguatnya kekuatan Islam di dunia, terutama keyakinan umat Islam akan akidah dan hukum Islam dalam menyatukan umat Islam dalam kekhilafahan untuk kedua kalinya. Ini bukan apologi sebagaimana pisuan politik orang-orang kafir pada perjuangan umat Islam, tetapi ini adalah janji Alloh kepada umat Islam sebagaimana disebutkan dalam suatu hadits Nabi.
عن حُذَيْفَة قَالَ، قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :"تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ." رواه أحمد
HR. Ahmad. Dari Hudzaifah, dia berkata, Rasul saw bersabda :Masa kenabian pada zaman kalian sampai yang dikehendaki Alloh, kemudian Alloh ambil masa itu, jika Alloh menghendaki, kemudian akan datang masa kekhilafahan yang mengikuti metode kenabian sampai masa yang dikehendaki Alloh, kemudian akan dicabut masa itu ketika Alloh menghendakinya, kemudian akan datang masa kerajaan sampai waktu yang dikendaki Alloh untuk mencabutnya, kemudian akan datang pereode penguasa dictator sampai waktu yang ditentukannya, sampai Alloh mencabutnya pada waktu yang dikehendakinya, kemudian setelah itu akan datang kekhilafahan dengan metode kenabian, kemudian Rasul saw diam.
Keyakinan umat Islam akan Akidah dan hukum Islam yang akan membangun persaudaraan di antara mereka (Ukhuwah Islamiyah) merupakan sumber paling kuat dari dalam ajaran Islam itu sendiri yang selanjutnya akan menjadi perekat utama persatuan di antara umat Islam diseluruh dunia. Bahkan digambarkan dalam suatu hadits Nabi, Umat Islam satu dengan yang lainnya dimanapun mereka berada adalah ibarat satu tubuh, sakitnya satu anggota tubuh akan dirasakan oleh seluruh tubuh yang pemyelesaiannya di atur dalam akidah dan hukum Islam. Inilah yang mendasari tindakan para kepala negara khilafah Islam dimasa lalu untuk melindungi umat Islam dimanapun mereka berada dengan kekuatan maximal negara untuk menghentikan kemungkaran. Apa yang dilakukan Mu'tasim Billah kepala negara khilafah Islam waktu itu, menaklukkan wilayah yang dikuasai Romawi, karena diwilayah itu ada seorang Muslimah di hinakan oleh orang kafir yahudi. Mu'tasim Billah memerintahkan agar pelaku kriminal tersebut ditangkap dan daerah itu ditaklukkan digabungkan dengan negeri Khilafah Islam agar penduduknya merdeka menjalankan syari'at Islam tanpa gangguan Kriminal apapun dan tetap dijamin keamanan umat agama lainnya selama mereka menghormati dan menegakkan hukum Islam. Kemerdekaan menjalankan dan menegakkan akidah dan hukum Islam harus dijamin, sementara pemeluk agama lain tidak dipaksa masuk Islam, sebagaimana ajaran Alqur'an "Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam". System Islam merahmati umat Islam dan semua umat lainnya. Sedangkan system kufur, ditujukan untuk merahmati pada umat kufur, menjajah umat Islam dan bangsa-bangsa.

Perlu Perubahan Metode Perjuangan Umat Islam

Negara-negara kaum muslimin sekarang ini, telah membuktikan dirinya dengan sejelas-jelasnya seperti melihat matahari disiang bolong, tanpa keraguan, bahwa mereka tidak mau bertanggung jawab terhadap keselamatan umat Islam yang teraniaya sebagaimana umat Islam di Palestina. Lebih dari 50 negara muslim yang memiliki kekauatan jauh lebih besar dibandingkan dengan kekuatan negara kecil Israel. Negeri-negeri Muslim memiliki 50 kepala negara yang beragama islam, memiliki banyak politisi dan diplomat ulung, memiliki ribuan jendral, persenjataan yang lebih dari cukup, ratusan juta tentara profesional, peradilan dan kepolisian yang lebih dari cukup diseluruh dunia. Didukung penduduk muslim lebih dari 1,5 milyard. Umat Islam bukan tidak memiliki kekuatan, tetapi mereka terpecah belah dan mudah di adu domba.
Umat Islam harus menyadari secara rasional, tentang apa yang menyebabkan negara-nagara mereka tidak bertindak melindungi Umat Islam, meskipun mereka memiliki kemampuan lebih dari cukup. Tindakan para kepala negara tersebut seperti yang ditunjukkan Raja Abdulloh Saudi Arabiya, Husni Mubarak presiden Mesir, Ahmadi Nejaf Presiden Iran dan seterusnya adalah manifestasi dari hukum dan undang-undang yang melandasi jabatan mereka. Bukan sekedar kesalahan seorang presiden atau kesalahan raja semata, melainkan kesalahan kelompok penguasa negeri-negeri muslim secara kolektif. Hukum mereka memang tidak mengharuskan melakukan hal itu, oleh karenanya mereka juga tidak merasa bersalah atas yang mereka lakukan dengan meninggal perintah Alloh dan Rasulnya dalam mencegah kemungkaran. Negara harus bertindak dengan tangannya / kekuatannya dalam mencegah dan menghentikan kedzaliman, kejahatan, kriminal atau singkatnya seluruh kemungkaran sebagaimana perintah Nabi saw. yang sudah dihafal umum.
Negara Kafir memang dirancang untuk melindungi peradaban kufur dan umat kufur, sehingga menghinakan Islam dan menghinakan umat Islam dalam negara kafir bukan merupakan pelanggaran. Jadi umat Islam tidak usah berhararap banyak dengan negara-negara yang tidak menegakkan akidah dan hukum Islam, karena negara tersebut memang tidak dimaksudkan untuk itu. Umat Islam bersabarlah, berharap hanya kepada Alloh, merubah cara berfikir dan bertindak disesuaikan dengan standart akidah dan hukum Islam dengan membuang jauh-jauh ajaran kapitalisme, komunisme-sosialisme dan ajaran-ajaran sesat lainnya seraya berjuang dengan damai untuk tegaknya akidah dan hukum Alloh diseluruh aspek kehidupan dengan metode negara khilafah Islam. Jawaban tuntasnya semua krisis dunia sekarang ini adalah mendesak didirikannya Khilafah Islam, dengan kesadaran opini umum; Solusinya bukan Kapitalisme, Komunisme-Sosialisme, apalagi kerajaan ataupun lainnya, karena selain Islam telah terbukti gagal total. ”Sesungguhnya Alloh tidak merubah suatau kaum, sampai kaum itu merubah apa yang ada dalam benaknya.”
إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ. سورة الرعد، آية: 11
Sebagai gambaran negara khilafah Islam dalam melindungi umat Islam seperti Tindakan Kholifah Mu'tasim Billah di masa pemerintahannya. Tindakan Mu'tasim sebenarnya tindakan yang biasa saja dalam kontek akidah dan hukum Islam, karena dia menjalankan akidah dan hukum Islam, jika dia keluar dari hukum Islam dia bisa diajukan ke pengadilan untuk diturunkan. Kepala negara bisa dipecat jika dia melanggar akidah dan hukum negara khilafah Islam yang berupa: Alqur'an, Assunnah dan yang disyahkan keduanya berupa ijmak sahabat dan qiyas. Negara Khilafah Islam sekarang belum berhasil didirikan oleh umat Islam. Padahal seandainya sekarang negara khilafah Islam sudah berdiri, pasti akan mengambil tindakan yang memadai sebagai negara dalam menghentikan kejahatan penjajahan dan kedzaliman negara Zionis Israel. Negara Khilafah Islam inilah jawaban semua persoalan umat Islam sekarang ini. Dia memang negara yang didesign untuk menerapkan, menjaga keamanan dan semua hak-hak umat Islam dan umat lainnya dengan menegakkan akidah dan hukum Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Jadi setiap kepala negara khilafah Islam tidak akan berani meninggalkan syari'at Islam diseluruh aspek kehidupan, karena dia dengan pelanggaran itu dapat di pecat, bahkan dapat dijatuhi hukuman mati tergantung keputusan peradilan mahkamah madzolim terhadap pelanggaran yang dilakukan. Karena itu ...............khilafah Islam jawabannya. Dan Alloh menjanjikan kemenangan akan dipergilirkan, sebagaimana disebut di Alqur’an, surat Ali Imran, ayat: 140
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ. سورة آل عمران، آية: 140
:Dan hari (kemenangan) itu kami pergilirkan diantara manusia.

Sumber :
Buletin Jum'at FKM, Jum'at, 09 Januari 2009
No.1131090109
(http://dialogistac.20m.com/Rubrik/buletin.htm)