Jumat, 27 Maret 2009

MENJAWAB ISU HARI QIYAMAT TAHUN 2012

Hari Qiyamat bukan peristiwa bencana Alam Biasa Hari Qiyamat adalah hari berakhirnya dunia, masuk ke alam akhirat sebagai hari pembalasan perbuatan manusia di dunia, dengan balasan surga untuk keimanan dan ketaqwaan atau pembalasan neraka untuk kekufuran dan kemaksiyatan


Di internet saat ini tengah dibanjiri tulisan yang membahas prediksi suku Maya yang pernah hidup di selatan Meksiko atau Guatemala tentang Qiyamat yang bakal terjadi pada 21 Desember 2012. Pada manuskrip peninggalan suku yang dikenal menguasai ilmu falak dan sistem penanggalan ini, disebutkan pada tanggal di atas akan muncul gelombang galaksi yang besar sehingga mengakibatkan terhentinya semua kegiatan di muka Bumi ini.

Di luar ramalan suku Maya yang belum diketahui dasar perhitungannya, menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.

Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Disamping itu dalam buku ‘Apocalypse 2012’ (Lawrence E.Joseph: 2007), penulis berdarah Lebanon yang menjabat sebagai Ketua Dewan Direksi Aerospace Consulting Corporation di New Mexico ini dipaparkan dengan sangat jelas dan juga ilmiah tentang kemungkinan terjadinya bencana alam di tahun tersebut. Diantara bencana itu antara lain: siklus aktivitas matahari yang memuncak di tahun 2012 yang menyebabkan panas yang luar biasa di bumi, terlebih atmosfer kita sudah mengalami penipisan dan bolong di beberapa bagian sehingga selain memanaskan bumi dengan radikal juga melelehkan es di kutub dan juga menimbulkan badai serta topan yang dahsyat. Medan magnet bumi yang berfungsi sebagai pertahanan utama bumi terhadap radiasi sinar matahari mulai retak bahkan ada yang sampai sebesar kota California di sana-sini. Pergeseran kutub juga tengah berlangsung.

Tata surya tengah memasuki medan awan energi antar bintang. Awan itu mengaktifkan dan merusak keseimbangan matahari serta atmosfer planet-planet. Para ahli geofisika Rusia berpendapat bahwa ketika bumi akan memasuki awan energi tersebut di tahun 2012 hingga 2020 dan akan menimbulkan bencana besar yang belum pernah ada sebelumnya.

Supervulkan Yellowstone yang memiliki siklus letusan dahsyat setiap 600 hingga 700 ribu tahun tengah bersiap untuk meletus kembali. Beberapa perhitungan ilmiah lainnya turut mendukung pandangan ini.

Itulah berbagai macam analisa terhadap munculnya isu tentang kapan hari Qiyamat akan terjadi dan menimpa manusia. Sebagai seorang mu’min bagaimana kita harus melihat fenomena munculnya isu seputar hari kiamat? Dan bagaimana kita meluruskan terhadap pemahaman sebagian masyarakat yang terpengaruh dengan isu tersebut.



Keimanan pada Hari Kiamat



Hari Qiyamat merupakan salah satu pembahasan aqidah yang harus dipahami oleh umat islam secara jelas. Seperti diketahui bahwa salah satu keimanan yang harus diyakini adalah keimanan pada Hari Kiamat. Keimanan pada hari Qiyamat merupakan keimanan secara naqli karena fakta hari Qiyamat tidak mampu dijangkau oleh indra sehingga perlu pembuktian yang secara pasti dari dalil naqli yaitu dari Al Quran dan As Sunnah. Alloh swt berfirman,

إِنَّ السَّاعَةَ ءَاتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى. سورة طه، آية: 15

:"Sesungguhnya hari kiamat itu pasti akan datang Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang ia usahakan."(QS.Thoha, ayat: 15)

Kebenaran bahwa hari Qiyamat pasti akan terjadi harus terpatri dalam benak setiap kaum muslimin. Karena hal itu merupakan sebuah keniscayaan yang suatu saat akan terjadi menimpa manusia. Sebagaimana firman Allah Swt: ”Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. Maka pada hari itu langit menjadi lemah. Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-prnjuru langit, dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung ’Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah)”. (QS. Al Haaqah: 13-18). ”Hari kiamat, apakah hari Qiyamat itu? Tahukah kamu apakah hari Qiyamat itu? Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang betebaran, dan gunung-gunung adalah seperti bulu yang dihambur-hamburkan. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas” (QS. Al Qaari’ah: 1-11).

Adapun makna dari keimanan pada hari Qiyamat juga harus dipahami oleh setiap kaum muslimin, diantaranya adalah keimanan pada hari Qiyamat berarti beriman dengan ada hari kebangkitan pada hari Qiyamat nanti yaitu waktu berakhirnya (seluruh) makhluk yang ada di dunia. Semua yang ada di dalamnya mati, kemudian atas kehendak Allah dihidupkanlah yang telah mati. Allah mengumpulkan tulang belulang mereka yang hancur berserakan. Allah mengembalikan jasad-jasad mereka seperti sediakala dan Allah juga mengembalikan ruh-ruhnya. Allah berfirman: ”Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat. (QS. Al Mu’minun: 16). ”katakanlah, sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian, benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal” (QS. Al Waqiah: 49-50).

قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ، قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنْشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ. سورة يس، آية:78-79

”Ia berkata, ’Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang, yang telah hancur luluh?’ Katakanlah, ’ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama” (QS. Yaasin: 78-79).

Termasuk iman kepada hari Qiyamat adalah iman bahwa manusia akan diberikan kitab-kitab mereka pada hari kiamat. Orang-orang mukmin akan diberikan kitabnya di sebelah tangan kananya, sedangkan orang-orang kafir diberikan kitabnya di sebelah tangan kiri mereka, Allah berfirman: ”Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari Qiyamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka, ’Bacalah Kitabmu” (QS. Al Isra: 13-14).

”Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah, dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapaun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang, maka dia akan berteriak ’Celakah aku’ dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS. Al Insyiqaq: 7-12).

Termasuk juga dalam keimanan kepada hari Qiyamat adalah iman bahwa surga dan neraka itu benar adanya. Surga adalah tempat yang diciptakan untuk orang-orang yang beriman. Orang-orang kafir tidak adan bisa memasukinya selamanya. Adapaun neraka adalah tempat yang diciptakan dimana seorang mukmin tidka akan kekal di dalamnya. Akan masuk neraka orang-orang yang Allah kehendaki dari golongan muslim yang lebih banyak dosa besarnya dan kejahannya dibandingkan dengan dosa kecil dan kebaikan-kebaikannya. Kemudian mereka dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Allah berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ. سورة آل عمران، آية: 133

”Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 133).

”Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu” (QS. Al Lail: 15-17).

Termasuk juga dalam iman terhadap keberadaan surga adalah bahwa kenikmatan surga itu bisa dirasakan dan para penghuni surga makan, minum, berinteraksi, berpakaian, dan para penhuninya senang. Sedangkan keberadaan neraka sebagai tempat yang penuh dengan azab. Azabnya dapat dirasakan secara nyata pada jasad dan ruh layaknya di dunia, bukan seperti mimpi sebagaimana pandangan orang barat yang kafir. Dan para penghuni neraka merasakan berbagai azab antara lain azab dengan rantai dan belenggu, cairan panas, tempat makan yang panas, makanan neraka dari pohon zaqum dan minuman mereka dari air yang sangat panas. Tentang surga, Alloh swt memberikan gambaran dalam alqur'an: ”Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang ettap muda, dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan” (Al Waqiah: 17-24).



Introspeksi untuk Setiap Mu’min



Dari munculnya berbagai isu tentang hari kiamat, dengan berbagai macam analisa di baliknya mulai dari hanya sebuah ramalan, sebuah penelitian tentang puncak terjadinya global warming, sampai tentang ketidakteraturan gelombang elektromagnetik. Itu semua merupakan kejadian bencana alam, peristiwa alam sebagai tanda kebesaran dan kekuasaan Alloh. Akan tetapi bagi kita sebagai orang yang beriman maka kita tetap yakin dan teguh tentang kebenaran akan terjadinya hari Qiyamat di masa yang akan datang.

Yang harus kita lakukan sebagai seorang mukmin adalah bagaimana kita introspeksi atas perbuatan-perbuatan yang kita lakukan selama ini. Apakah perbuatan kita sudah mencerminkan dari keimanan kita kepada hari kiamat. Hari Qiyamat tidak akan terjadi kecuali setelah tanda-tanda yang disebutkan oleh wahyu dari Alloh swt seperti, munculnya Dajjal, turunnya Nabi Isa as, Kekhilafahan Islam yang kedua kalinya yang akan menjangkau timur dan barat, peredaran matahari yang berbalik dari barat ke timur dsb. Isu hari Qiyamat tidak akan berpengaruh apa-apa bagi setiap muslim. Karena seorang mu’min akan selalu yakin dengan hari Qiyamat beserta berbagai peristiwa yang ada di dalamnya. Sehingga akan terpancar dalam setiap apa yang akan diperbuat dan dilakukan di dunia. Orang mukmin akan senantiasa terikat dengan akidah dan hukum yang diyakininya. Sehingga keyakinan itu menghujam dalam hati setiap mukmin tanpa ada yang mampu mengubah keyakinan mendasar itu. Sehingga akan menjadi individu-individu yang kokoh dan mampu menghadapi segala persoalan yang dihadapi oleh umat, sebagaimana Allah sudah umpamakan dalam surat Ibrahim ayat 24-27: ”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik akarnya menghujam ke tanah dan batangnya menjulang ke langit. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musimnya dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yaitu yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak dapat tetap tegak sedikitpun. Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.

Wallahu a’lam bisshowab

Selasa, 10 Maret 2009

JAMINAN KESEHATAN RAKYAT OLEH NEGARA

Booming Pengobatan ala Ponari dan Semacamnya Merupakan
Akibat dari Pelarian Masyarakat terhadap Ketidak Adilan dan Kedzaliman peraturan dan hukum-hukum Kapitalisme

Ponari, anak usia 10 tahun, menjadi fenomena tersendiri bagi bangsa Indonesia, dengan teknik pengobatan mencelupkan ’batu petir’ ke dalam air yang dibawa oleh pasien kemudian diminum agar sembuh, Ponari berubah menjadi dukun cilik. Ribuan pasien setiap hari antri di rumah tempat praktek Ponari, konon panjang antrean mencapai hingga 5 kilometer, Bahkan karena berdesak-desakan tercatat empat orang telah meninggal dunia. Meskipun demikian tetap saja tidak mengurangi antusiasme masyarakat Jombang dan sekitarnya untuk berobat ke Ponari.
Ketua MUI Jawa Timur, Abdul Somad Buchori bereaksi keras, "Kami meminta kepada pemerintah supaya menghentikan praktik dukun Ponari di Jombang karena telah menimbulkan korban jiwa, Apalagi pasien yang datang harus rela mengantri hingga ada yang naik atap rumah. Tak hanya itu saja, para pasiennya ada yang harus rela mengambil air comberan (kotoran) sebagai kepercayaan bisa menyembuhkan penyakit.Padahal itu bertanda syirik, dan tidak baik. Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau masyarakat masih percaya dengan pengobatan alternatif. Pemerintah harus sadar kalau masyarakat masih membutuhkan biaya pengobatan untuk kesehatan yang murah". Demikian juga ketua MUI Amidhan, mengatakan:“Mereka percaya seolah-olah ada kekuatan lain selain dari Allah SWT. Ini bisa dikategorikan syirik atau mempersekutukan Allah, dan itu dosa besar”. Rasulullah memuji orang yang bersabar melalui sabdanya: “Sesungguhnya Allah berfirman “Apabila aku menguji hambaku dengan dua mata yang buta, kemudian dia bersabar, maka aku akan mengganti keduanya dengan surga baginya.” (HR. Bukhori). Dan Al-qur’an mengatakan:
الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ ، وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ ، وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ . سورة الشعراء، آية: 78 - 80
“Dzat (Alloh) yang menciptakan ku, maka Dia yang menunjuki ku. Dan Dzat (Alloh) yang memberi makan ku dan memberi minum pada ku. Dan apabila aku sakit maka Dia (Alloh) yang menyembuhkan ku.” (QS. As-Syu’aro’, ayat: 78-80) Manusia berbuat dengan perbuatan yang relevan, rasional dan benar yang diperintahkan oleh hokum syara’, cara dan obat yang dihalalkan, bukan dengan cara dan obat yang diharamkan, sedangkan yang menyembuhkan pada hakekatnya hanya Alloh semata, bukan lainnya. Dan apabila aku sakit, maka Dia (Alloh) yang menyembuhkan ku.” (QS. As-Syu’aro’, ayat: 80)

Negara Gagal Menjamin Kesehatan Rakyat

Ketidakrasionalan masyarakat juga dipicu oleh kegagalan pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan yang layak bagi rakyatnya, jika dilihat fenomena si Ponari ini karena masyarakat tertekan keadaan ekonomi. Yang berobat ke ”dukun cilik” kebanyakan adalah masyarakat ”papan bawah”. Lebih-lebih bagi mereka, khususnya masyarakat bawah yang terserang penyakit. Pergi berobat ke dokter mahal, demikian juga harga obat-obatan masih mahal, tidak terjangkau kantong rakyat. Akhirnya ”mereka” ramai-ramai datang ke dukun cilik, dengan suatu sugesti keyakinan dan harapan dapat sembuh. Dan hal itu juga dikemukakan oleh masyarakat yang datang ke dukun cilik ketika diwawancarai televisi swasta, kebanyakan mereka mengatakan bahwa mereka datang ke dukun cilik karena biayanya murah. Tetapi yang jelas, dalam masyarakat yang tertekan ekonominya serta situasi kehidupan yang tidak menentu, maka akan banyak bermunculan para peramal serta sebangsa dukun cilik. Menkes Siti Fadilah Supari membantah bahwa fenomena Ponari karena kegagalan pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai, Menkes berargumen bahwa yang datang ke sana bukan hanya kalangan masyarakat bawah, tetapi ada juga dari kalangan kaya, bahkan ada juga yang sering berobat ke luar negeri karena tidak sembuh-sembuh akhirnya berobat ke Ponari. Walaupun apa yang dikatakan oleh menkes ada faktanya, tetapi mungkin kurang dari 1 % dan mayoritas lebih dari 90 % yang berobat ke Ponari adalah pertimbangan biaya. Faktanya memang masyarakat mengeluhkan fasilitas kesehatan yang minim, dan mahalnya biaya berobat, meskipun itu dirumah sakit pemerintah.
Kegagalan pemerintah menyediakan fasilitas kesehatan yang murah dan berkualitas disebabkan oleh aturan dan perundangan negara ini yang bercorak Kapitalisme, sehingga aturan kemasyarakatanya lebih menguntungkan umat Kapitalisme. Dimana hanya orang-orang dari golongan tertentu saja yang bisa menikmati pelayanan kesehatan berkualitas, yakni mereka yang kaya. Lagipula aturan tersebut memang diciptakan untuk menguntungkan umat Kapitalisme dengan adanya bisnis kesehatan, entah itu dari bisnis obat-obatan, maupun dari industri rumah sakit.
Hal ini bukti nyata bahwa sebenarnya persoalan gagalnya jaminan kesehatan rakyat oleh Negara, bukan sekedar masalah moralitas pejabat Negara, dan tidak sesederhana itu. Pemikiran hokum dan system jaminan kesehatan sebagai harus dijamin oleh Negara juga bukan sekedar tidak lengkap, bahkan tidak memadai sebagai suatu pemikiran penyelenggaraan tata Negara dalam hal tersebut. Ada Tiga hal yang harus di jawab dengan benar dalam masalah jaminan kebutuhan pokok kesehatan rakyat. Pertama, masalah mu’alajah (problem-solfing). Sumber anggaran yang memadai dan dijamin tersedianya terus menerus secara hokum oleh lembaga keuangan negara. Setelah sumber anggaran jelas dan pasti, maka berikutnya adalah Institusi pelaksana yang ditetapkan secara hokum, sehingga apabila tidak terjadi sebagaimana yang seharusnya dijalankan, maka harus dapat dijatuhkan sanksi oleh peradilan.
Yang ke- 2, bagaimana jaminan kesehatan tersebut dilaksanakan. Oleh karena jaminan kesehatan adalah jaminan terhadap kebutuhan pokok rakyat orang per orang, maka Negara tidak boleh membeda-bedakan mereka baik kaya maupun miskin, ras, agama maupun latar belakang perbedaan lainnya. Tidak boleh juga mempermainkan rakyat, untuk menghindari tanggungjawab memikul jaminan kesehatan dengan dalih administrasi, atau alasan lainnya misalnya, dijamin sebagian biaya dokternya saja, atau dijamin biaya obatnya saja, atau memungut biaya untuk alasan biaya renovasi rumah sakit dsb. Negara harus bertanggung jawab semua aspek pembiayaan kesehatan dan semua sapek pelaksaaan jaminan, termasuk di dalamnya adalah sarana, pra sarana dan segala sesuatu yang terkait secara langsung, maupun tidak langsung terhadap jaminan kesehatan rakyat. Tidak dibenarkan juga Negara menjadikan rumah sakit sebagai lembaga usaha ekonomi, karena kesehatan rakyat adalah kebutuhan pokok. Namun demikian Negara tidak dibenarkan melarang pembangunan rumah sakit oleh rakyat dengan biaya mereka sendiri, sebagai mana mereka juga boleh mengangkat dokter-dokter pribadi dengan biaya sendiri apabila mereka ingin mendapatkan pelayanan yang lebih dari jaminan kesehatan yang diselenggarakan oleh Negara.
Yang ke- 3, masalah yang terkait dengan penegakan penyelenggaraan jaminan kesehatan sebagai jaminan kesehatan Negara kepada rakyat. Apabila suatu pelayanan urusan rakyat tidak ada sanksi bagi yang di beri wewenang oleh hokum untuk menyelengarakan pelayan tersebut maka dikatakan urusan itu runtuh, atau tidak dapat ditegakkan. Oleh karena itu pelanggaran terhadap pelayanan jaminan kebutuhan pokok kesehatan ini harus diwajibkan pada kepala daerah (Gubernur), dan harus terjamin anggaran yang memadai dan sanksi yang jelas terhadap pelanggaran ini dengan mekanisme peradilan yang cepat dan akurat. Sehingga tidak ada alasan apapun yang dapat diterima jika jaminan kebutuhan pokok kesehatan ini tidak terselenggara secara baik, apalagi alasan Negara belum mampu. Alasan Negara tidak mampu bukan alasan yang dapat dibenarkan, sebab kebutuhan pokok harus dianggarkan terlebih dahulu sebelum kebutuhan apapun lainnya. Termasuk dalam kebutuhan pokok rakyat dalam komunitas masyarakat disini adalah kebutuhan pokok keamanan, pendidikan dan kesehatan, dan kebutuhan pokok rakyat sebagai individu yang memerlukan tempat tinggal, pangan dan pakaian.
Sebenarnya berbagai persoalan gagalnya penyelenggaraan jaminan kebutuhan pokok rakyat masih berkutat pada persoalan peraturan dan hokum-hukum yang memang tidak adil dan berpihak kepada kelompok Kapitalis burjois. Bukan penyesatan-penyesatan opini tentang persoalan moralitas dan etika. Meskipun persoalan itu ada, tetapi persoalan moral dan etika adalah bukan persoalan utamanya yang menjadikan kegagalan jaminan kebutuhan pokok rakyat. Oleh sebab itu jelas lah kerusakan itu terjadi karena kebenaran diikutkan dengan kemauan para ulamak kapitalis yang dibayar para kapitalis burjois untuk mendukung berbagai penyelenggaran penjajahan kapitalisme atas manusia dan bangsa-bangsa. Jaminan kebutuhan rakyat oleh Negara yang berputar-putar ditempat dan berbelit serta penuh tipu daya, tidak lain hanya untuk mempertahankan penjajahan peradaban kapitalisme semata, bukan untuk mengurus urusan rakyat yang menjadi obyek permainan para kapitalis burjois tersebut. Al qur’an surat Al-Mukminun ayat 71 menegaskan,
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ. سورة المؤمنون، آية: 71
Dan seandainya kebenaran itu mengikuti hawa nafsu mereka, tentu akan rusak binasalah langit dan bumi dan apa saja yang ada didalamnya. Wallahu a’lam bisshowab.


Sumber : http://dialogistac.20m.com/